Manfaathutan antara lainnya adalah sebagai penampung karbon dioksida, penghasil oksigen, habitat flora dan fauna, melestarikan tanah, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Hutan mempunyai jenis yang beraneka ragam. Tapi kali ini kita akan membahas mengenai hutan mangrove. Mulai dari pengertian, manfaat, ciri-cirinya, dan persebarannya di Indonesia. KebijakanHutan Mangrove di Indonesia . November 28, 2015 Kevin Al Arthur Uncategorized, 0. Departemen Kehutanan sebagai departemen teknis yang mengemban tugas dalam pengelolaan hutan, maka landasan dan prinsip dasar yang dibuat harus berdasarkan peraturan yang berlaku, landasan keilmuan yang relevan, dan konvensi-konvensi internasional terkait dimana Indonesia turut meratifikasinya. Hutan mangrove atau hutan bakau adalah salah satu sumber daya yang dimiliki oleh laut. Nah, hutan mangrove dikenal masyarakat sebagai hutan bakau. Hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surutnya air laut. Umumnya, hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai, muara, dan laguna yang terlindung. Jakarta- . Indonesia memiliki berbagai macam formasi hutan yang terdiri dari, hutan rawa, hutan pantai, hutan hujan tropika, hutan kerangas, dan hutan mangrove.. Hutan mangrove sering disebut juga sebagai hutan bakau. Ekosistem dari hutan mangrove berada di daerah tropis, yang tumbuh di sepanjang garis pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. PQb36Y. Zika Zakiya/National Geographic Indonesia Hamparan mangrove di objek wisata Pantai Song Indah, Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. – Berbicara tentang hutan mangrove, ia memiliki banyak manfaat. Mulai dari mencegah intrusi air laut, abrasi dan erosi, penyaring alami, serta menjadi tempat tinggal bagi beberapa jenis satwa. Diketahui bahwa ekosistem mangrove merupakan yang paling penting di kawasan pesisir. Sekitar 80% hasil hasil ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan mangrove, baik secara langsung maupun tidak. Akarnya yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting untuk menyaring air dari kotoran dan polutan lainnya untuk menghasilkan air bersih. Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, hutan mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak. Sebagai gambaran, hutan mangrove seluas satu hektar mampu menyerap ton karbon per hektar. Itu sebabnya, menyelamatkan hutan mangrove menjadi krusial dalam memerangi perubahan iklim. Baca Juga Lima Negara yang Mampu Bertahan dari Perubahan Iklim, Apa Rahasianya? Namun, sayangnya kondisi mangrove saat ini, tidak begitu baik. Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, ada lebih dari 50% wilayah hutan mangrove yang hilang. Dan di Jakarta, hanya tersisa sekitar 300 hektar. Hal ini cukup menyedihkan karena Indonesia pernah dikenal sebagai negara dengan lahan mangrove terbesar di dunia—dengan luas 3,5 juta hektar atau sekitar 20% dari total lahan dunia. Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance MERA, M Imran Amin, mengatakan, penyebab kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar berasal dari aktivitas manusia. Terutama akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pertambakan yang merugikan lingkungan. “Secara nasional, sebagian besar wilayah kita memang dikonversi sebagai tambak—baik untuk udang maupun bandeng. Bermula pada awal 2000-an, kemudian menjadi masif di mana-mana sehingga mengikis kawasan mangrove,” ungkapnya dalam acara MERA Media Expose, pada Kamis 23/5 lalu di Jakarta. Imran menambahkan, sekitar 80% hutan mangrove di Pulau Jawa sudah rusak. Dan meski di Jakarta terhitung ada sekitar 300 hektar kawasan mangrove, tapi sebenarnya hanya 99 hektar yang masih menunjukkan kehidupan’. Beberapa area bahkan dipenuhi eceng gondok dan sampah. Khusus Suaka Margasatwa Muara Angke SMMA, mangrove dan hutan lindungnya tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, tetapi juga warga luar daerah. Para nelayan yang datang ke Jakarta untuk menangkap ikan, kerap memakirkan kapal-kapalnya di sungai dan muara kawasan Mangrove. Baca Juga Ke Mana Perginya Sampah Plastik dari Negara-negara Maju dan Industri? Untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi hutan mangrove di Indonesia, Yayasan Konservasi Alam Nusantara YKAN afiliasi dari The Nature Conservacy TNC, mengusung Mangrove Ecosystem Alliance atau Aliansi Restorasi Ekosistem Magrove MERA. Ini merupakan sebuah platform kemitraan yang bekerja sinergis untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove. Program kerja MERA berlandaskan kajian ilmiah yang kuat sebagai acuan untuk membuat rencana desain restorasi hutan mangrove. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Hutan Mangrove – Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang km, terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada. Garis pantai ini berupa hutan bakau yang sebagian besar tumbuh tepian pantai atau rawa. Mangrove di Indonesia umumnya tumbuh berjajar rapi mengikuti tepi pantai yang ada. Pengertian Hutan BakauLuas dan SebaranLingkungan Hutan MangroveJenis BakauBentuk AdaptasiPerkembangan Hutan MangrovePeran Hutan BakauFlora Hutan MangroveSuksesi Hutan BakauKondisi Hutan Mangrove Indonesia Terdapat berbagai definisi mengenai hutan bakau, menurut Steenis 1978 hutan bakau adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Sedangkan menurut Nybakken 1988, hutan bakau adalah istilah umum untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang terdiri dari spesies pohon yang khas atau semak-semak yang memiliki kemampuan tumbuh di perairan asin. Pendapat lain mengenai pengertian hutan bakau juga datang dari Soerianegara 1990, yaitu hutan yang tumbuh di daerah pantai, umumnya terdapat di daerah teluk dan muara sungai dengan ciri-ciri sebagai berikut tidak terpengaruh iklimdipengaruhi pasang surut air lauttanah tergenang air lauttanah rendah pantaihutan tidak memiliki struktur tajukjenis pohon terdiri dari api-api Avicenia sp., pedada Sonneratia sp., bakau Rhizophora sp., lacang Bruguiera sp., nyirih Xylocarpus sp., nipah Nypa sp. Dari beberapa pengertian hutan mangrove diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hutan bakau adalah hutan yang tumbuh pada daerah rawa-rawa berair payau yang letaknya berada di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut, serta juga terdapat di daerah pantai sekitar muara sungai. Luas dan Sebaran Bakau tersebar di sekitar wilayah khatulistiwa dengan iklim tropis dan sebagian iklim subtropis. Luas bakau di Indonesia sekitar 2,5 juta hingga 4,5 juta hektar dan merupakan hutan mangrove terluas di dunia. Negara lain yang juga memiliki hutan bakau luas, yaitu Brazil 1,3 juta hektar, Nigeria 1,1 juta hektar dan Australia 0,97 hektar. Dengan perbandingan tersebut, hutan bakau di Indonesia memiliki bagian 25% dari total luas hutan mangrove di dunia. Pixabay Dangkalan Sunda merupakan wilayah yang memiliki hutan bakau terluas di Indonesia. Sebab, wilayah ini merupakan perairan yang tenang dan menjadi lokasi muara sungai-sungai besar, antara lain pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Namun, saat ini kondisinya terancam dan kritis akibat kebutuhan lahan penduduk. Wilayah Indonesia bagian timur juga memiliki hutan bakau, tepatnya di tepi Dangkalan Sahul, yaitu pantai barat daya Papua, terutama di sekitar wilayah Teluk Bintuni. Papua memiliki laus hutan mangrove mencapai 1,3 juta hektar dan merupakan sepertiga dari luas bakau di Indonesia. Lingkungan Hutan Mangrove Tumbuhan yang tumbuh di hutan bakau memiliki jenis yang berbeda-beda karena reaksi terhadap lingkungan fisik sekitar. Hal ini mengakibatkan munculnya zona-zona vegetasi tertentu. Faktor lingkungan fisik tersebut antara lain Jenis Tanah Hutan bakau yang berada di wilayah pesisir merupakan lokasi pengendapan dan berupa substrat yang bisa sangat berbeda. Contoh umum adalah hutan bakau yang tumbuh diatas lumpur tanah liat yang bercampur bahan organik. Namun, terdapat pula karena jumlah bahan organik yang terlalu banyak maka hutan bakau tumbuh diatas tanah gambut. Substrat lainnya yaitu lumpur dengan kandungan pasir tinggi, bahkan pecahan karang yang lebih dominan. Biasanya jenis tanah ini terdapat di sekitar pantai yang dekat dengan terumbu karang. Terpaan Gelombang / Ombak Hutan mangrove merupakan perisai alam untuk menahan gelombang laut. Bagian hutan bakau yang langsung berhadapan dengan laut terbuka merupakan bagian hutan yang selalu mengalami terpaan ombak keras dan arus yang kuat. Sedangkan pada bagian sisi lainnya merupakan bagian hutan yang memiliki perairan dangkal yang lebih tenang. Hal tersebut mirip dengan bagian hutan yang berhadapan dengan aliran air sungai atau tepi sungai. Namun terdapat perbedaan, seperti salinitas bagian ini tidak terlalu tinggi, terutama bagian yang jauh dari muara. Pasang Surut Lingkungan hutan bakau pada umumnya selalu tergenang air. Namun, terkadang genangan air tidak selalu terjadi dan dipengaruhi faktor pasang surut air laut. Kondisi ini secara alami akan terbentuk zonasi vegetasi mangrove yang berlapis-lapis yang dimulai dari bagian luar yang terkena gelombang laut hingga ke dalam yang relatif kering. Jenis Bakau Pada bagian luar hutan mangrove yang terkena ombak langsung, biasanya ditumbuhi jenis bakau Rhizophora spp. Sedangkan pada tanah lumpur ditumbuhi Rhizophora apiculata dan R. mucronata. Kemudian, pada bagian hutan bakau yang lebih tenang airnya atau disebut zona pionir ditumbuhi bakau api-api hitam Avicennia alba. Pada bagian lebih dalam dan masih tergenang pasang tinggi, umumnya ditumbuhi campuran bakau R. mucronata seperti jenis kendeka Bruguiera spp., kaboa Aegiceras corniculata dan lain-lain. Sedangkan jenis bakau di tepi sungai yang memiliki air lebih tawar maka dapat ditemukan jenis mangrove nipah Nypa fruticans, pidada Sonneratia caseolaris dan bintaro Cerbera spp. Wilayah hutan bakau yang lebih kering ditumbuhi bakau jenis nirih Xylocarpus spp., teruntum Lumnitzera racemosa, dungun kecil Heritiera littoralis dan kayu buta-buta Excoecaria agallocha. Bentuk Adaptasi Hutan bakau memiliki habitat yang ekstrim sehingga tumbuhan yang hidup di daerah ini harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Secara fisik, vegetasi hutan mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup, seperti bentuk akar dan kelenjar garam pada daun tanaman. Selain itu, juga terdapat adaptasi fisiologis dalam bentuk lain. Pixabay Jenis pohon bakau Rhizophora spp. yang tumbuh di zona terluar beradaptasi dengan membentuk akar tunjang stilt root untuk bertahan dari gelombang laut yang keras. Jenis bakau api-api Avicennia spp. dan pidada Sonneratia spp. menumbuhkan akar napas pneumatophore untuk mengambil oksigen dari udara Pohon bakau kendeka Bruguiera spp. memiliki akar lutut knee root, serta bakau nirih Xylocarpus spp. memiliki bentuk akar papan yang panjang dan berkelok-kelok untuk menunjang pertumbuhan diatas lumpur dan memperoleh udara. Selain itu, hampir seluruh jenis mangrove memiliki lentisel berupa lubang pori pada pepagan untuk bernapas. Bentuk adaptasi terhadap salinitas yang tinggi, bakau api-api mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar yang berada dibawah daun. Sedangkan bakau jenis yang lain, seperti Rhizophora mangle memiliki sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam. Air yang diserap oleh akarnya memiliki kadar 90%-97% terbebas dari kandungan garam laut atau mendekati tawar. Garam yang terkandung dalam tumbuhan bakau akan terkumpul di daun tua dan akan terbuang ketika daun gugur. Untuk mengurangi evaporasi akibat terik matahari yang menyebabkan penguapan, beberapa jenis tumbuhan mangrove mempunyai kemampuan untuk mengatur bukaan mulut daun atau stomata. Kemampuan tersebut bertujuan agar kandungan air yang dimiliki pohon bakau tetap terjaga. Perkembangan Hutan Mangrove Hutan bakau yang tumbuh di area lumpur tentu hampir tidak memungkinkan untuk berkembang biak dengan cara berkecambah melalui biji-bijian. Selain itu, kondisi kimiawi seperti kandungan garam yang tinggi dan kondisi pasang surut juga akan membuat biji bakau sulit bertahan. Sebagian besar flora hutan bakau menghasilkan biji atau buah yang dapat mengapung sehingga dapat terseber bersama arus air. Terdapat pula jenis mangrove yang memiliki sifat vivipar, yaitu biji atau benih telah berkecambah sebelum gugur dari pohon. Pada perkecambahan buah bakau Rhizophora, tengar Ceriops atau kendeka Bruguiera, buah jenis ini telah berkecambah dan memiliki akar panjang serupa tombak ketika masih bergantung pada tangkai pohon. Ketika buah rontok dan jatuh maka dapat langsung menancap di lumpur atau terbawa air pasang kemudian tersangkut dan tumbuh di tempat lain. Pada bakau jenis nipah Nypa fruticans, pada buahnya telah muncul pucuk saat masih melekat di tandannya. Sedangkan buah bakau api-api, kaboa Aegiceras, jeruju Acanthus dan lainnya telah berkecambah di pohon, meski dari luar tidak terlihat. Kemampuan ini disebut dengan istilah propagul, yaitu anak semai. Peran Hutan Bakau Keberadaan hutan bakau memiliki fungsi dan mandaat penting bagi ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya. Peranan hutan mangrove dapat dilihat dari segi fisik, biologi, serta ekonomi sebagai berikut Fungsi dan manfaat bakau secara fisikPenahan abrasi pantaiPenahan intrusi, yaitu meresapnya air laut ke daratanPenahan badai dan angin yang mengandung garamPenahan gelombang atau ombakMenurunkan kadar karbondioksida dan polusi udaraPenambat bahan pencemar perairan pantaiFungsi dan manfaat bakau secara biologiHabitat biota lautSumber makanan bagi spesies hutan mangroveHabitat satwa seperti kera, buaya, ular dan burungFungsi dan manfaat bakau secara ekonomiLokasi pariwisata hutan mangroveSumber kayuSumber makanan ikan, udang, kepiting dan biota laut lainSumber tanaman obat seperti daun Bruguiera sexangula sebagai obat penghambat tumorSumber mata pencaharian masyarakat, contohnya nelayan dan petani tambak Selain itu, hutan bakau juga menjadi habitat hewan-hewan yang dapat ditangkap dan memiliki nilai ekonomis, seperti biawak air Varanus salvator, kepiting bakau Scylla serrata, udang lumpur Thalassina anomala, siput bakau Telescopium telescopium, serta berbagai jenis ikan belodok. Flora Hutan Mangrove Hutan bakau memiliki aneka macam tumbuhan. Namun hanya sekitar 54 spesies dari 20 genera, anggota dari 16 suku yang dianggap sebagai mangrove sejati. Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenis ditemukan di Indonesia. Pixabay Jumlah tersebut menjadi Indonesia memiliki hutan bakau terkaya di wilayah Samudera Hindia dan Pasifik. Jumlah keseluruhan yang telah diketahui adalah 202 spesies. Penyusun Utama SukuGenus, jumlah spesiesAcanthaceae / Avicenniaceae / VerbenaceaeAvicennia api-apiCombretaceaeLaguncularia, Lumnitzera teruntumArecaceaeNypa nipahRhizophoraceae Bruguiera kendeka, Ceriops tengar, Kandelia berus-berus, Rhizophora bakauSonneratiaceaeSonneratia pidada Penyusun Minor SukuGenus, jumlah spesiesAcanthaceaeAcanthus jeruju, BravaisiaBombacaceaeCamptostemonCyperaceaeFimbristylis mendongEuphorbiaceaeExcoecaria kayu buta-butaLythraceaePemphis cantigi lautMeliaceaeXylocarpus nirihMyrsinaceaeAegiceras kaboaMyrtaceaeOsborniaPellicieraceaePellicieraPlumbaginaceae AegialitisPteridaceaeAcrostichum paku lautRubiaceaeScyphiphoraSterculiaceaeHeritiera dungun Suksesi Hutan Bakau Suksesi hutan adalah kemampuan tumbuh dan berkembangnya suatu hutan, atau disebut juga forest succession atau sere. Salah satunya adalah suksesi kawasan bakau yang berada di lahan basah hydrosere. Suksesi bakau berawal dari terbentuknya paparan lumpur mudflat yang berfungsi sebagai substrat hutan bakau. Kemudian dilanjutkan substrat baru yang ditumbuhi oleh propagul-propagul vegetasi mangrove, sehingga mulai terbentuk vegetasi pionir hutan bakau. Adanya hutan bakau memiliki manfaat untuk menangkap lumpur. Tanah halus atau lumpur, pasir yang terbawa arus laut, serta segala macam sampah dan hancuran vegetasi, akan mengendap di perakaran vegetasi mangrove. Sehingga material yang tertangkap akan terakumulasi dan sebaran bakau semakin meluas. Jika bagian dalam hutan bakau mulai mengering dan tidak lagi cocok untuk pertumbuhan bakau pionir, maka terbentuklah zona yang baru di bagian belakang. Perubahan yang terjadi selama berpuluh-puluh hingga beratus-ratus tahun akan menjadikan zona pionir terus maju dan zona berikutnya muncul dibagian pedalaman yang mengering. Kondisi Hutan Mangrove Indonesia Indonesia memiliki luas hutan mangrove di dunia. Menurut data FAO pada tahun 2007, luas hutan bakau Indonesia adalah hektar atau 19% dari keseluruhan di dunia. Jumlah ini melebihi Australia sekitar 10% dan Brazil sekitar 7%. Pixabay Sedangkan menurut Arobaya dan Wanma, Indonesia memiliki 27% bagian hutan mangrove dunia atau sekitar 4,25 juta hektar. Data dari dalam negeri juga menyatakan kemiripan, yakni 4,3 juta hektar Kementrian Kehutanan, 2006. Namun, kerusakan hutan bakau di Indonensia dari tahun ke tahun semakin parah. Deforestasi kawasan bakau mencapai 42% dalam keadaan rusak berat, 29% keadaan rusak, hutan bakau dalam kondisi baik kurang dari 23% serta 6% yang kondisinya sangat baik. Kerusakan hutan mangrove lebih cepat dibanding jenis hutan lainnya. Pasalnya, banyak kawasan bakau dirubah fungsinya untuk pembangunan kota dan pusat pariwisata. Selain itu, penggunaan lahan bakau untuk persawahan, ladang dan tambak udang semakin memperparah keadaan ini. 1. Dimana wilayah sebaran hutan mangrove & terumbu karang yang ada di Indonesia? 2. Mengapa hutan mangrove hanya ada di wilayah pantai tertentu saja? 3. Apa dari fungsi hutan mangrove & terumbu karang ? 1. Hutan mangrove di Indonesia ada di berbagai daerah tersebar mulau dari pantai bagian barat dari Pulau Sumatra, kemudian sebagian hutan bakau terdapat di pesisir utara dari Pulau Jawa, sedangkan di pulau Kalimantan mempunyai hutan bakau hampir diseluruh garis pantainya, hutan mangrove juga ada di bagian selatan pantai Sulawesi, pantai Selatan di pulau Papua, serta terdapat juga di beberapa pulau lain yang lebih kecil. Jika dijumlah maka Luas hutan mangrove yang ada di Indonesia kurang lebih mencapai 3 juta hektare dengan sebaran mencapai panjang km di pantai Indonesia. Sedangkan sebaran terumbu karang dimulai dari utara Pulau Sulawesi terdapat Taman Laut Bunaken, Taman Laut Banda yang terdapat di Kabupaten Maluku Tengah, Taman laut Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Taman Laut Raja Ampat di Papua, Taman Laut Kepulauan Derawan di Berau Kalimantan Timur, Taman Laut Selat Pantar di NTT, Taman Laut Takabonerate di Sulawesi Selatan, Taman Laut Kepulauan Togean di di Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Taman Laut Rubiah di Sabang Aceh, Taman Laut Karimun Jawa dan beberapa perairan lain di Indonesia 2. tipe hutan Mangrove biasanya berada di wilayah pantai pasang surut. Ketika air mulai pasang, hutan mangrove akan tergenang air laut, tetapi ketika air mulai surut, hutan mangrove akan tidak tergenang lagi oleh air laut. hutan mangrove bisa tumbuh dengan baik jika pantai tempat dia tumbuh terlindungi oleh gelombang laut yang besar atau membutuhkan pantai yang tenang, hutan mangrove juga terdapat di muara sungai dan laguna. 3. a. Fungsi Hutan Mangrove hutan mangrove bisa menjadi habitat atau tempat hidup dari biota laut mereka tumbuh, berkembang biak, mencari makanan dan berlindung dari hewan pemangsa. Selain itu dengan hutan mangrove bisa menjadi pelindung pantai dari bahaya abrasi. hutan Bakau mempunyai nilai ekonomis dari hasil kayu serta makhluk hidup lain yang hidup dan berkembang di hutan tersebut. Bagi masyarakat sekitar bisa menggunakannya kayu bakar dan kayu arang. udang dan beberapa jenis ikan dikembang biakan di wilayah ini dengan baik. - Manfaat secara ekonomi karena terumbu karang bisa dijadikan salah satu sumber makanan, Bahan dasar obat-obatan, serta bisa menjadi tempat wisata laut atau bahari. - Secara ekologis, terumbu karang sangat bermanfaat untuk mengurangi hempasan gelombang laut di pantai dan mengurangi abrasi. - Secara sosial ekonomi, terumbu karang adalah sumber pendapatan para nelayan karena banyak ikan yang berkembang biak di sana.

carilah informasi tentang persebaran hutan mangrove