Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Roma 8 : 28 Dalam kehidupan, banyak hal yang terjadi. Ny5okwt. Rom 828 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah turut bekerja. Ini artinya, Allah terus menerus, dengan penuh semangat dan tujuan aktif bekerja untuk kepentingan kita. Allah ikut campur dalam kehidupan kita untuk mendatangkan kebaikan. Memang kebaikan dalam pandangan Allah tidak selalu tampak baik bagi kita dan tidak selalu dapat diterima oleh kita, sebab kita cenderung menilai kebaikan itu hanya dari sudut pandang duniawi, atau kebaikan yang bersifat bendawi. Kalau mobil kita awalnya cuma 1, tetapi setelah menjadi kristen menjadi 3 mobil, maka kita katakan Allah itu baik. Kalau motormu, dulunya butut, kemudian ganti yang baru kita mengatakan Tuhan itu baik. Tetapi kalau sebaliknya motor baru diganti menjadi butut kita berkata Tuhan itu tidak baik. Kalau kita bebas dari penyakit, selalu punya simpanan uang di bank, hidup dalam rumah mewah dan memakai barang-barang bermerek, serta bisa liburan ke bali/luar negeri….. maka itulah yang kita anggap kebaikan. Sudut pandang yang seperti itu adalah pandangan yang disamakan dengan kebaikankeberhasilan disamakan dengan kebaikankesenangan disamakan dengan kebaikan Lalu apa yang dimaksud dengan kebaikan dalam Roma 828 ini? ini adalah pertanyaan penting untuk dijawab dan berhubungan dengan rencana kekal Allah. Karena jika baik itu berarti kaya, maka teks ini tidak benar. Sebab banyak orang kristen tidak diberikan kekayaan duniawi. Atau kalau kebaikan itu berarti sehat, maka teks ini juga tidak benar, sebab tidak semua orang kristen itu sehat. Sama halnya, kebaikan juga tidak berarti sukses atau mendapat pujian, karena Allah banyak meminta orang kristen untuk menderita. Kalau kebaikan kita samakan dengan kaya, sehat, sukses, maka teksnya bisa berbunyi seperti inikita tahu sekarang bahwa allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kekayaan, kesehatan, kesuksesan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Paulus bisa marah kalau kita ganti kata kebaikan dengan kata kekayaan, kesehatan, kesuksesan, sebab paulus tdk kaya, tdk sehat, tdk sukses dalam pandangan dunia. Jika kebaikan itu bukan berarti kekayaan, kesehatan, sukses atau dihargai, lalu apa artinya kebaikan dalam roma 828 ini? Jawabannya yg terdapat dalam ayat berikutnya. Roma 8 29-30 ” sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka juga ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anaknya, supaya ia anaknya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. dan mereka yang ditentukannya dari semula, mereka itu juga dipanggilnya. dan mereka yang dipanggilnya, mereka itu juga dibenarkannya. dan mereka yang dibenarkannya, mereka itu juga dimuliakannya Inilah kebaikan yg dimaksud dalam roma 828 yaitu kita menjadi serupa dengan Kristus atau dengan kata lain dibuat seperti Kristus. Inilah kebaikan yang paling tinggi yang Tuhan rencanakan untuk saudara, yaitu menjadi serupa dengan sang pencipta dan mendapatkan kemuliaan kelak. Doa Tuhan, Engkau turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kami yang mengasihi Engkau, yaitu bagi kami yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Kalau saat ini kami memiliki berbagai macam pergumulan hidup, kami percaya bahwa Tuhan mengijinkan hal ini sebagai sarana untuk membentuk kami menjadi serupa dengan Kristus . sehingga kelak kami akan menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Beirkanlah kepada kami hikmat untuk memahami akan hal ini. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa Johannis TrisfantGKIm Ka Im Tong, Bandung “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.” Begini ungkapan dalam bahasa Arabnya اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً “I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.” Ungkapan di atas yang tepat bukanlah hadits dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah mengungkapkan, hadits tersebut kalau disebut dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidaklah benar walaupun hadits tersebut sudah sering diucapkan oleh kebanyakan orang. Dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia jilid kedua juga disebutkan bahwa perkataan tersebut tidak tepat dikatakan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Apa Benar Ungkapan Tersebut? Kalau kalimat kedua, jelas benarnya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Pengasuh Web Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah mengungkapkan bahwa makna kalimat kedua tersebut benar. Kalimat tersebut memotivasi kita agar memperhatikan amalan untuk akhirat kita. Hendaklah kita mempersiapkan diri untuk akhirat kita. Perintah seperti ini jelas sangat-sangat dituntut. Bahkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah banyak sekali yang mendukungnya. Adapun kalimat bagian pertama, bekerjalah di dunia seakan-akan engkau hidup selamanya, dari satu sisi ungkapan ini benar, dari sisi lain tidak benar. Makna yang benar, jika dipahami bahwa perlu mengambil sebab, perlu usaha juga dalam mencari rezeki dan serius dalam mengais rezeki di muka bumi dengan senantiasa mengharap ridha Allah. Atau bisa juga makna yang benar adalah kita diperintahkan untuk tidak cepat-cepat tergesa-gesa mencari dunia, beda dengan amalan untuk akhirat. Hendaklah bersabar dalam mencari dunia. Dunia yang tidak didapat hari ini, carilah besok. Makna seperti ini beda dengan yang dipahami kebanyakan orang yang menyangka bahwa dunia hendaklah semangat untuk dicari, hingga lupa akhirat. Sehingga makna yang keliru dari ungkapan di atas adalah jika mengajak mati-matian dalam mencari dunia. Yang tepat dunia memang kita cari, namun bukan jadi tujuan. Dunia hanyalah sarana untuk akhirat kita. Karena di dunialah tempat kita beramal shalih, namun bukan hidup selamanya. Akhirat Dikejar, Dunia Bisa Ditunda Ulama besar Kerajaan Saudi Arabia di masa silam dan pakar fikih pada abad ke-20, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengungkapkan, Perkataan … اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً “I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.” [Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok]. Ungkapan di atas termasuk HADITS PALSU hadits maudhu’. Maknanya pun tidak seperti dipahami kebanyakan orang. Banyak yang memahami maksud ungkapan tersebut adalah hendaknya kita mati-matian dalam mengejar dunia, akhirat akhirnya terlupakan. Bahkan makna yang tepat adalah sebaliknya. Hendaklah kita semangat dalam menggapai akhirat dan tak perlu tergesa-gesa dalam mengejar dunia. Ungkapan “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya”, maksudnya adalah apa yang tidak selesai hari ini dari urusan dunia, selesaikanlah besok. Yang tidak bisa selesai besok, selesaikanlah besoknya lagi. Jika luput hari ini, masih ada harapan untuk besok. Adapun untuk urusan akhirat, maka beramallah untuk urusan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Maksudnya kita diperintahkan untuk segera melakukan amalan shalih, jangan menunda-nundanya. Anggap kita tak bisa lagi berjumpa lagi dengan esok hari. Bahkan kita katakan, bisa jadi kita mati sebelum esok tiba. Karena siapa pun kita tak mengetahui kapan maut menghampiri. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma pernah menyatakan, إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك “Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” HR. Bukhari Itulah makna ungkapan yang masyhur di atas. Namun sekali lagi, kesimpulannya, ungkapan tersebut salah alamat jika disandarkan pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lalu maknanya pun bukan seperti dipahami kebanyakan orang untuk terus mengejar dunia hingga kurang semangat menggapai akhirat. Bahkan makna yang tepat, hendaklah semangat bersegera dalam melakukan amalan akhirat, jangan sampai menunda-nunda. Adapun urusan dunia, ada kelapangan dalam menggapainya. Kalau tidak bisa menggapai hari ini, masih ada harapan untuk esok hari. [Fatawa Nur ala Ad-Darb • Fatawa Musthalah Al-Hadits, Syarh Al-Hadits wa Al-Hukmu alaiha] Semangat dalam bekerja di dunia tak masalah, namun jangan sampai lupa akhirat yang jadi tujuan utama dan tetap menempuh cara yang halal. Referensi Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 130847 — Adisucipto Jogja, saat waiting menuju Jakarta di pagi hari yang penuh berkah, 3 Sya’ban 1437 H Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi Muhammad Abduh Tuasikal Channel Telegram RumayshoCom, DarushSholihin, UntaianNasihat, RemajaIslam Lori Official Writer “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8 28 Ayat di atas mengingatkanku kepada seorang pendeta yang bersaksi bagaimana Tuhan bekerja dalam hidupnya ketika sebuah tragedi terjadi. Kejadiannya terjadi saat dia pada suatu kali sedang berkhotbah tentang kebangunan rohani. Sementara tak seorang pun yang melihat kalau anaknya Luke berada di parkiran. Anak itupun meninggal karena dibunuh oleh seseorang. Sejak kematian anaknya, pendeta ini hidup dalam beban penderitaan yang akhirnya mengubah hidupnya. Suatu kali, seorang anak remaja berusia 19 tahun mendengar kesaksian sang pendeta. Saat itu anak ini benar-benar sedang menghadapi trauma yang begitu berat dalam hidupnya. Kehidupan rohaninya pun bisa dibilang tak cukup baik. Sejak kecil dia tak lagi pernah menginjakkan kaki ke gereja karena orangtuanya diketahui pernah terluka oleh gereja dan sejak itu mereka memutuskan untuk tak mau lagi beribadah ke gereja. Pengalamannya mendengar khotbah sang pendeta terjadi karena seorang teman mengajaknya ke gereja. Saat mendengar kesaksian itu, dia selalu teringat pada Roma 8 28 ini. Dan tanpa disangka-sangka, ayat inilah yang justru mengubah hidupnya selamanya. Satu ayat ini telah memberi dampak yang besar bagi hidup seorang remaja. Itu sebabnya ayat ini menjadi sebuah benih kehidupan yang bisa kita tanam di tanah hati kita yang subur. Ada 3 makna di balik ayat Roma 8 28 ini yaitu Pertama, kita hidup sesuai dengan rencana Tuhan, bukan rencana kita sendiri. Roma 8 28 adalah janji Tuhan bagi semua orang percaya. Mereka yang hidup bagi Kristus, bukan orang yang mengaku percaya tapi hidup dengan mengejar rencana hidup mereka sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Baca Juga 4 Tokoh Alkitab Ini Ajarkan Kita Soal Hidup Penuh Sukacita Kedua, Tuhan bisa memakai segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Itu artinya Dia tidak menjanjikan semua hal baik terjadi atas hidup kita. Kita pasti setuju kalau kanker, perdagangan manusia dan kematian itu adalah hal yang mengerikan. Dosa pasti akan terus berkeliaran dalam hidup manusia sampai tiba waktunya Yesus kembali dan menaklukkan para penguasa angkasa. Ayat ini memberikan kita pemahaman bahwa sekalipun dosa dan si iblis akan terus merajalela, tapi kuasa Tuhan jauh lebih besar. Dia mampu menebus dan membalikkan kekacauan untuk tujuan kebaikan dan kemuliaan-Nya. Banyak hal yang tidak baik akan kita hadapi, tapi Tuhan akan memakai semuanya itu untuk sesuatu yang baik bagi hidup kita. Ketiga, kehendak tertinggi dari Tuhan adalah melakukan hal yang baik bagi anak-anak yang telah dipilih-Nya dari semula. Seorang guru yang bijak pernah bilang begini Tuhan menginjinkan segala sesuatu terjadi dalam hidup kita untuk satu dari dua tujuan; untuk membawa kita ke dalam hubungan di dalam Dia atau jika kita sudah mengenal Tuhan, Dia mau kita menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya. Selama kita hidup di dunia ini, ada banyak orang akan menyangkali kedaulatan Tuhan atas penderitaan manusia. Tapi Roma 8 28 ini meyakinkan kita bahwa tak ada penderitaan yang terjadi sia-sia. Tuhan selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan dan kemuliaan-Nya. Kalau kita tak memahami kenapa cobaan menimpa hidup kita dan bagaimana perjuangan kita menghadapinya bisa mendatangkan kebaikan, kita bertanya kepada Tuhan atau menuntut janji-Nya digenapi atas hidup kita. Percayalah, Dia adalah Tuhan yang setia terhadap janji-janji-Nya. Dia nggak akan pernah meninggalkan kita dalam keadaan terjatuh, sebab tangan-Nya yang kuat dan perkasa akan menopang kita. Baca Juga Saat Hal Buruk Terjadi Kepada Orang-orang Baik, Adilkah Tuhan? Firman Tuhan berkuasa untuk mengubah jalan hidup seseorang. Pemahaman yang salah akan kebenaran-Nya bisa menyebabkan kita kehilangan rencana indah yang sudah disediakan-Nya dalam hidup kita. Karena itu, berpeganglah pada janji-Nya dan jangan pernah meragukan pekerjaan Tuhan atas hidup kita. Karena rencana kita bukanlah rencana-Nya. Apakah kamu punya kisah perjalanan iman menemukan kasih Yesus? Atau kamu baru saja mengalami mujizat dan terobosan dalam hidupmu? Yuk jadi berkat bagi orang lain dengan membagikan kisah kesaksianmu bersama kami di link berikut ini Sumber Halaman 1 Roma 828 TB “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” Romans 828 NRSV “We know that all things work together for good for those who love God, who are called according to his purpose” Allah tidak tinggal diam setelah menciptakan segala sesuatunya. Allah tidak membiarkan manusia begitu saja, tetapi Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia. Pertanyaannya adalah di bagian mana sajakah Allah turut bekerja bagi kita? Allah turut bekerja dalam segala sesuatu. Kata segala sesuatu berarti segala situasi dan kondisi, termasuk hal-hal yang buruk dan tidak mengenakkan sekalipun. Karena itu penting sekali kita belajar memahami cara Tuhan bekerja, karena Ia tidak pernah menjanjikan bahwa hidup orang percaya itu bebas dari masalah. Ingat! Tanpa melewati ombak dan gelombang tidak akan pernah dihasilkan seorang nahkoda yang handal! Justru di balik masalah selalu ada maksud dan rencana Tuhan yang indah, salah satunya adalah untuk menarik kita semakin mendekat kepada-Nya dan belajar bergantung kepada-Nya. Jika masalah, ujian atau penderitaan itu seijin Tuhan, hal itu pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. “…sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula” Ayb. 517-18. Sebaliknya jika segala sesuatunya berjalan dengan baik dan mulus seringkali membuat kita terlena, iman pun tidak bekerja secara maksimal. Namun harus kita ingat bahwa, pertama, Allah tidak pernah bekerja dengan memakai jalan pintas. Bagi Allah proses terlebih penting dari pada jawaban doa kita, seringkali kita segalanya kita mau cepat selesai dan serba instan. Tetapi Tuhan mau agar kita menjalani prosesnya. karena Tuhan tahu kita mampu kalau kita percaya, Ada banyak contoh di Alkitab orang-orang yang hidup dalam proses bukan serba cepat atau instan contohnya Musa. Musa ingin cepat menjadi seorang pemimpin tetapi apa yang terjadi untuk dia menjadi seorang pemimpin, Tuhan harus membawa dia ke padang gurun selama 40 tahun untuk memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk. dari sinilhah kita melihat bagaimana Tuhan mempersiapkan Musa selama 40 Tahun. Kedua, Allah mau memakai setiap potensi yang kita miliki. Tuhan tidak pernah memberikan yang terbaik kepada orang yang malas dan tidak mau bekerja, jangan bermimpi bahwa Tuhan mau mengerjakan yang terbaik bagi masa depan kita, jika kita hanya tidur, malas dan bersantai-santai di rumah. Tuhan mau ada usaha yang harus kita lakukan. Pertanyaan terakhir adalah kepada siapa sajakah Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan itu? Pertama, kepada orang yang mengasihi Tuhan. Disaat persoalan hidup datang dalam hidup kita entah itu menyangkut keluarga, bisnis, keuangan, pekerjaan, ataupun pelayanan yang kita hadapi, pertama apa yang menjadi respon kita kepada Tuhan, apakah kita tetap mengasihi Dia? Seringkali kita marah dan diam putus asa, tidak lagi mau berdoa, kita mulai tidak percaya, disinilah kita di lihat. Apakah kita tetap setia dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita disaat semuanya diijinkan terjadi dalam hidup kita. Kedua, kepada orang yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Orang yang hidup dalam rencana Tuhan, adalah orang yang tidak akan pernah goyah sekalipun bisnis mereka hancur, sekalipun persoalan rumah tangga tidak kunjung selesai, atau pelayanan mereka tidak ada perubahan, tapi Dia tetap percaya dan tetap menjalani dengan iman, bukan menjauhkan dirinya dari pelayanan, Dia tetap akan berusaha dan tetap bekerja, karena dia percaya bahwa tuhan sanggup mengubah keadaan ini menjadi sesuatu yang baik, karena segala sesuatunya bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Karena itu, yakinilah bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Berita Lainnya - 11 May 2021 Tuhan Yesus, Aku Percaya bahwa Engkau Bekerja untuk Mendatangkan Kebaikan Roma 828 "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Dua orang laki-laki mengadakan perjalanan jauh. Yang satu adalah orang saleh dan yang satunya adalah orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Di dalam perjalanan tersebut, mereka membawa barang-barang berharga untuk dijual beserta seekor kuda, seekor ayam jantan dan sebuah obor. Sepanjang perjalanan kedua orang tersebut berdiskusi tentang Tuhan. "Tuhan itu sangat baik. Dia selalu merancangkan yang baik bagi kita," kata orang yang saleh. "Aku tidak yakin dengan apa yang engkau katakan dan kita akan melihat apakah Tuhan memang baik selama kita melakukan perjalanan ini," jawab orang yang tidak percaya Tuhan. Menjelang sore, tibalah kedua orang tersebut di sebuah desa dan mereka berharap ada orang yang mau menerima kedatangan mereka. Kedua orang tersebut sudah hampir mendatangi semua rumah di desa itu, tetapi tidak seorangpun yang bersedia menerima mereka. Terpaksa kedua orang itu pergi ke hutan yang tidak jauh dari desa itu. "Kau bilang Tuhan itu baik," kata orang yang tidak percaya Tuhan. "Ya, pasti menurut Tuhan, bermalam di hutan ini merupakan yang terbaik bagi kita," kata si saleh. Setelah menambatkan kuda, mereka pun memasang tenda. Tidak lama berselang, terdengarlah suara binatang buas di tempat di mana mereka menambatkan kuda. Ternyata seekor singa menerkam kuda mereka. Kedua orang itu pun cepat-cepat menyelamatkan diri dengan memanjat pohon besar di sekitar mereka. "Masih beranikah kau mengatakan bahwa Tuhan itu baik?" kata orang yang tidak percaya Tuhan. Si saleh menjawab, "Tahukah kau, kalau singa itu tidak menerkam kuda, maka ia pasti menerkam kita. Tuhan itu baik." Mereka masih berada di atas pohon ketika hembusan angin yang cukup kencang memadamkan obor mereka, sedangkan obor itu merupakan satu-satunya penghangat yang mereka miliki di tengah cuaca yang begitu dingin. "Kelihatannya kebaikan Tuhan begitu nyata sepanjang malam ini," kata orang yang tidak percaya Tuhan dengan nada sinis. Keesokan harinya kedua orang itu kembali masuk desa untuk mencari makanan. Melihat keadaan desa yang porak-poranda, mengertilah mereka bahwa tadi malam desa tersebut telah dijarah oleh sekelompok perampok. "Telah terbukti bahwa Tuhan memang baik. Jika saja tadi malam kita menginap di desa ini, maka barang-barang berharga kita pasti ikut dirampok, dan kalau saja angin tidak memadamkan obor kita, maka perampok-perampok itu pasti bisa melihat barang-barang kita dengan jelas karena kita memasang tenda tidak jauh dari jalan menuju desa ini," kata si saleh. Orang yang tidak percaya pada Tuhan itu hanya tertunduk malu. Orang yang percaya Tuhan akan belajar melihat kebaikan Tuhan melalui kejadian-kejadian yang Tuhan izinkan terjadi. Jangan pernah menilai Tuhan hanya melalui sepotong kejadian, tetapi percayalah bahwa Dia selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita melalui banyak perkara. Tuhan Yesus memberkati. DoaBapa kami yang ada di sorga, seringkali aku tidak dapat memahami cara-Mu, tetapi aku percaya bahwa Engkau bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagiku melalui banyak perkara.

kita tahu sekarang bahwa allah turut bekerja